|
Pernahkah Anda merasa kurang termotivasi untuk melakukan sesuatu, seperti belajar atau bekerja? Sungguh tidak enak rasanya melakukan sesuatu tanpa motivasi. Motivasi adalah faktor penting dalam usaha kita. Motivasi dapat mempengaruhi kinerja kita. Mahasiswa atau pelajar memerlukan motivasi belajar yang kuat agar dapat berhasil di perguruan tinggi atau sekolahnya. Demikian pula seorang pekerja di tempat kerjanya. Tanpa motivasi, belajar atau bekerja menjadi suatu beban, bukan hal yang menyenangkan. Belajar atau bekerja tanpa motivasi juga akan menghasilkan kinerja yang kurang memuaskan, baik bagi kita sendiri maupun bagi guru/dosen atau atasan kita.
Mempertahankan
motivasi adalah suatu perjuangan. Semangat belajar atau bekerja kita
selalu diganggu oleh berbagai fikiran negative yang melemahkan semangat
itu. Kadang-kadang kita merasa cemat atau khawatir tentang kemampuan
kita menyelesaikan tugas atau pekerjaan itu dengan baik, atau tentang masa
depan yang kelihatan suram, atau masalah keluarga yang mengganggu konsentrasi
kita. Setiap orang mengalami hal itu. Cuma yang membedakan antara
mereka yang berhasil dan mereka yang tidak berhasil dalam hidupnya adalah
kemampuan mereka untuk tetap termotivasi dan terus maju, walaupun menemui
banyak hambatan.
Tak
ada solusi sederhana bagi ketiadaan motivasi. Bahkan setelah kita dapat
mengatasinya, masalah itu akan muncul kembali ketika kita gagal.
Kuncinya adalah memahami fikiran kita dan bagaimana fikiran kita itu
mendorong perasaan kita. Dengan mempelajari bagaimana memelihara
fikiran-fikiran yang memotivasi kita, menetralisir fikiran-fikiran yang
negative, dan memusatkan perhatian pada tugas yang sedang kita hadapi, kita
akan dapat menarik diri dari slump sebelum dia mencapai puncaknya.
Mengapa kita bisa kehilangan motivasi?
Ada
3 alasan utama kita bisa kehilangan motivasi:
Kiat Untuk Mendorong Rasa Percaya Diri
Faktor
pertama yang dapat menghilangkan motivasi adalah kurangnya rasa percaya
diri. Biasanya ini terjadi karena kita lebih memusatkan perhatian pada
apa yang kita inginkan (belum kita miliki) daripada apa yang telah kita
miliki. Akibatnya, fikiran kita menciptakan alasan mengapa kita tidak
memilikinya. Ini akan menciptakan fikiran-fikiran negative.
Kegagalan di masa lalu, pengalaman yang tidak mengenakkan, dan kelemahan
pribadi mendominasi fikiran kita. Kita menjadi iri dengan pesaing kita
dan mulai mencari-cari alasan mengapa kita tidak berhasil. Dalam
keadaan seperti ini, kita cenderung mempunyai kesan yang buruk, berprasangka
jelek pada orang lain, dan kehilangan rasa percaya diri.
Cara
untuk mengatasi pola fikiran seperti ini adalah dengan memusatkan perhatian
pada rasa syukur. Sediakan waktu untuk memusatkan perhatian pada
hal-hal positif dalam hidup kita. Secara mental, ingatlah semua
kelebihan kita, keberhasilan-keberhasilan di masa lalu, dan keuntungan di
masa kini. Kita cenderung meremehkan kekuatan kita dan terus
mengingat-ingat kegagalan kita. Dengan berusaha merasa bersyukur, kita
akan menyadari kemampuan dan keberhasilan kita. Ini akan membangkitkan
kembali rasa percaya diri kita dan membuat kita termotivasi untuk terus berusaha
dengan bermodalkan keberhasilan kita saat ini.
Mungkin
akan kedengaran aneh bahwa mengulangi hal-hal yang sudah kita ketahui dapat
meningkatkan cara berfikir kita, tapi hal itu memang benar-benar
efektif. Fikiran kita dapat mengubah gambaran kenyataan untuk
memperkuat apa yang ingin dipercayainya. Semakin negative kita
berfikir, semakin banyak pula contoh yang akan ditemukan oleh fikiran kita
untuk memperkuat keyakinan itu. Kalau kita benar-benar yakin bahwa kita
pantas untuk berhasil, maka fikiran kita pun akan menghasilkan berbagai cara
untuk mencapainya. Cara terbaik untuk mendatangkan keberhasilan kepada
kita adalah dengan benar-benar ingin menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi
orang lain.
Mengembangkan Fokus Yang Nyata
Faktor
ke dua yang dapat menghilangkan motivasi adalah kehilangan fokus. Kita
biasanya lebih suka memusatkan perhatian pada tujuan yang kongkrit daripada
sesuatu yang tidak kita sukai. Biasanya kita berfikir berdasarkan rasa
takut. Kita takut menjadi miskin. Kita takut kalau-kalau tidak
ada orang yang akan menghormati kita. Kita takut sendirian. Cara
berfikir seperti ini merugikan. Alih-alih menghilangkan rasa takut,
fikiran tersebut bahkan akan memperkuat rasa takut itu dan menguras motivasi
kita.
Kalau
Anda terjebak dalam fikiran yang didasari rasa takut ini, maka langkah
pertama yang dapat Anda lakukan adalah memusatkan energi Anda pada tujuan
yang tergambar dengan baik. Dengan menetapkan suatu tujuan, Anda secara
otomatis menetapkan serangkaian tindakan. Kalau Anda takut miskin,
buatlah rencana untuk meningkatkan penghasilan Anda. Rencana itu bisa
berupa mengikuti kursus pelatihan untuk meningkatkan kemampuan, mencari
pekerjaan yang gajinya lebih tinggi, atau menulis buku. Kuncinya adalah
bergerak dari keinginan yang tidak nyata ke tindakan yang kongkrit dan dapat
diukur.
Dengan
memusatkan fikiran Anda pada tujuan yang positif dan bukan pada rasa takut
yang tidak jelas, Anda menyuruh otak Anda untuk bekerja. Dengan cepat
otak Anda mulai membuat rencana untuk mencapai keberhasilan. Alih-alih
mengkhawatirkan masa depan, Anda mulai berbuat sesuatu untuk mempersiapkan
masa depan itu. Ini adalah langkah pertama untuk memotivasi diri Anda
sendiri untuk mengambil tindakan. Kalau Anda tahu apa yang Anda
inginkan, Anda akan termotivasi untuk mengambil tindakan.
Menetapkan Arab
Langkah
ke tiga dalam memotivasi diri ini adalah penetapan arah. Kalau fokus
berarti mempunyai tujuan akhir, maka arah berarti mempunyai strategi
hari-demi-hari untuk mencapai tujuan tersebut. Ketiadaan arah dapat
membunuh motivasi karena, tanpa adanya tindakan berikutnya yang jelas, kita
akan mengalah pada keinginan untuk menunda pekerjaan.
Kunci
untuk menemukan arah adalah mengenali kegiatan-kegiatan yang mengarah pada
keberhasilan. Untuk setiap tujuan itu ada kegiatan-kegiatan yang
bermanfaat dan ada yang tidak bermanfaat bagi pencapaian tujuan.
Buatlah daftar semua kegiatan Anda dan aturlah kegiatan-kegiatan itu
berdasarkan hasilnya. Kemudian buatlah rencana tindakan yang difokuskan
pada kegiatan-kegiatan yang dapat memberikan hasil besar.
Memonitor penyelesaian tugas-tugas Anda yang paling penting akan mengarahkan energi Anda ke arah keberhasilan. Tanpa adanya monitoring yang teratur, mudah sekali kita menghabiskan waktu untuk mengerjakan kegiatan-kegiatan yang kurang penting.
Apabila
motivasi kita mulai menurun, itu pertanda kita sedang kehilangan arah.
Kita dapat memperoleh kembali arah yang hilang itu dengan membuat rencana
yang berisi dua tindakan positif. Yang pertama berupa tugas kecil yang
telah kita ingin kerjakan, sedangkan yang ke dua berupa tujuan jangka
panjang. Segera kerjakan tugas kecil itu. Ini akan menciptakan
momentum yang positif. Sesudah itu, lakukan langkah pertama untuk
mencapai tujuan jangka panjang. Dengan melakukan hal ini secara
berkala, kita akan dapat keluar dari suasana motivasi yang menurun,
menciptakan penguatan yang positif, dan menggerakkan kembali rencana jangka
panjang kita.
Tak
bisa dielakkan bahwa Anda akan menemui masa-masa di mana Anda merasa kehabisan
tenaga, bernasib sial, dan bahkan kadang-kadang merasa gagal. Kalau
Anda tidak mendisiplinkan fikiran Anda, gelombang-gelombang kecil ini dapat
menjadi monster mental yang dahsyat. Dengan selalu mewaspadai tiga
pembunuh motivasi di atas, insya Allah Anda akan dapat mempertahankan
motivasi Anda dan maju terus ke arah keberhasilan Anda. Wallahu a’lam
bissawab.
|
0 komentar:
Posting Komentar