13 Okt 2012

Tagged Under:

IMAN DAN AMAL SALEH

By: rnppsalatiga On: Sabtu, Oktober 13, 2012
  • Berbagi

  • “Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik  laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman,
    maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya Kami beri
    balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.”(An-Nahl:97).
    Allah ta’ala mengabarkan dan menjanjikan bagi siapa saja yang menggabungkan antara iman dan amal shaleh
    dengan kehidupan yang baik di dunia ini serta balasan kebaikan di dunia dan akhirat.
    Sebabnya jelas, karena orang-orang yang beriman kepada Allah ta’ala dengan iman yang benar dan berbuat amal shaleh yang dapat memperbaiki hati, akhlak, dunia dan akhirat, mereka memiliki pijakan dan landasan tempat menerima semua apa yang datang kepada mereka, baik yang berbentuk kebahagiaan dan kesenangan atau penderitaan dan kesedihan.
    Jika mereka mendapatkan sesuatu yang dicintai dan disenangi, mereka menerimanya dengan rasa syukur serta menggunakannya sesuai fungsinya, dan jika mereka menggunakannya atas dasar tersebut maka timbullah perasaan gembira seraya berharap agar kebaikan tersebut tetap ada padanya dan mengandung berkah serta berharap teraihnya pahala karena dia termasuk orang-orang yangmensyukurinya. Semua itu merupakan perkara yang agung yang nilai dan berkahnya melebihi kebaikan itu sendiri sekaligus merupakan buahnya.
    Mereka juga menghadapi keburukan dan kesulitan sesuai kemampuan yang mereka miliki, memperkecil semampunya, sabar terhadap apa yang tak mungkin mereka hindari. Dengan demikian, kesulitan-kesulitan tersebut memberikan mereka pengalamandan kekuatan bagaimana menghadapi masalah. Sabar dan berharap pahala atas apa yang dialami, berdampak sangat besar atas hilangnya kesulitan, berganti dengan kemudahan dan harapan yang baik, keinginan akan karunia Allah dan ganjaran-Nya, sebagaimana yang digambarkan Rasulullah dalam hadits shahihnya:
    “Sesungguhnya perkara seorang mu’min itu menakjubkan, karena semua perkara yang dialaminya adalah baik; jika mendapatkan kesenangan dia bersyukur, maka hal itu  lebihbaik baginya, jika mengalami kesulitan dia bersabar, maka hal itu lebihbaik baginya, dan hal seperti itu tidak terdapat kecuali pada diri seorang mu’min.”(HR.Muslim).
    Dalam hadits tersebut Rasulullah menggambarkan bahwa seorang mu’min akan berlipat-lipat kebaikan dan buah amalnya atas setiap apa yang dialaminya. Karena itu anda akan mendapatkan dua orang yang mengalami hal serupa baik berupa kebaikan ataupun keburukan, akan tetapi ada perbedaan yang besar diantara keduanya dalam menerimanya. Hal tersebut dapat terjadi, karena berbedanya iman dan amal shaleh pada keduanya.Yang pertama menerima kebaikan dan keburukan sebagaimana yang telah kita sebutkan, yaitu dalam bentuk syukur dan sabar dengan segala konsekwensinya. Sehingga lahir pada dirinya perasaan bahagia dan senang, hilangnya rasa gundah gulana, perasaan tak tenang, kesempitan dada dan kehidupan sengsara, semuanya berganti dengan kehidupan bahagia di dunia ini. Sementara yang lain menerima kesenangan dengan sombong dan melampaui batas. Akhlaknya menyimpang sehingga dia menerimanya bagaikan hewan rakus yang kelaparan, namun demikian hatinya tetap tidak tenang, bahkan gelisah dari berbagai sisi, dari sisi ketakutan akan hilangnya sesuatu yang dicintainya, dari banyaknya pertikaian yang biasanya tumbuh dari hal tersebut, dari sisi jiwanya yang tak puas-puasnya, bahkanmenginginkan hal-hal lainnya yang mungkin dapat dia
    raih ataupun tidak. Walaupun seandainya dapat diraihnya, itupun akan mengakibatkan kegelisahan dari berbagai sisi yang telah disebutkan tadi. Adapun jika mendapatkan kesulitan, dia menerimanya dengan panik, ketakutan dan tidak tenang. Jika demikian halnya, maka jangan tanya lagi bagaimana sempit kehidupannya, banyak pikiran dan tegang, ketakutan yang dapat mengakibatkan kondisi lebih buruk dan lebih parah lagi.
    Karena semua itu tidak dihadapi dengan mengharap pahala dari Allah, juga tidak dengan kesabaran yang dapat menghiburnya dan meringankan penderitaannya. Semua itu dapat disaksikan lewat pengalaman. Satu contoh, jika anda renungkan dan anda kaitkan dengan realita yang ada, maka akan anda dapatkan perbedaan yang besar antara seorang mu’min yang mengamalkan semua tuntutan keimanannya dengan mereka yang tak seperti itu. Hal itu karena agama menyeru manusia untuk qana’ah (merasa cukup) rizki Allah dan semua yang dialami seorang hamba dari keutamaan dan karunia-Nya yang bermacam-macam.

    0 komentar:

    Posting Komentar