Dari penjelasan Rasulullah dan para
ulama dapat diketahui, bahwa air Zam-Zam memiliki barakah dan keutamaan. Di
antara dalil-dalil yang menunjukkan keutamaan air Zam-Zam dapat disebutkan
sebagai berikut.
عَنْ جَابِرٍ وَابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ -صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ-: مَاءُ زَمْزَمَ لمِاَ شُرِبَ لَهُ (أخرجه أحمد وابن ماجه)
“Dari Jabir dan Ibnu ‘Abbas,
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,”Air Zam-Zam, tergantung niat
orang yang meminumnya.”[7]
Ibnu Taimiyyah berkata,”Seseorang
disunnahkan untuk meminum air Zam-Zam sampai benar-benar kenyang, dan berdoa
ketika meminumnya dengan doa-doa yang dikehendakinya. Tidak disunnahkan mandi
dengannya (menggunakan air Zam-Zam).”[8]
وَعَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قاَلَ قَالَ رَسُوْلُ
الله ِصَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَاءُ زَمْزَمَ لمِاَ شُرِبَ لَهُ إِنْ شَرِبْتَهُ
تَسْتَشْفِي شَفاَكَ الله ُوَإِنْ شَرِبْتَهُ لِشَبْعِكَ أَشْبَعَكَ الله ُوَإِنْ شَرِبْتَهُ
لِقَطْعِ ظَمْئِكَ قَطَعَهُ اللهُ وَهِيَ هَزْمَةُ جِبْرَائِيلَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ
وَسُقْيَا اللهِ إسْمَاعِيْلَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ
رواه الدارقطني والحاكم وقال صحيح الإسناد
رواه الدارقطني والحاكم وقال صحيح الإسناد
“Dari Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu ‘anh,
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Air Zam-Zam sesuai dengan
niat ketika meminumnya. Bila engkau meminumnya untuk obat, semoga Allah
menyembuhkanmu. Bila engkau meminumnya untuk menghilangkan dahaga, semoga Allah
menghilangkannya. Air Zam-Zam adalah galian Jibril, dan curahan minum dari
Allah kepada Ismail.”[9]
وَعَنْ أَبِيْ الطُّفَيْلِ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا
قَالَ سَمِعْتُهُ يَقُوْلُ كُنَّا نُسَمِّيْهَا شَبَّاعَةً يَعْنِيْ زَمْزَمَ وَكُنَّا
نَجِدُهَا نِعْمَ الْعَوْنُ عَلَى الْعِيَالِ (رواه الطبراني في الكبير)
“Dari Abi Thufail, dari Ibnu Abbas
Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata : Saya mendengar Rasulullah bersabda,”Kami
menyebut air Zam-Zam dengan syuba’ah (yang mengenyangkan). Dan kami juga
mendapatkan, air Zam-Zam adalah sebaik-baik pertolongan (kebutuhan atas
kemiskinanan)”. [HR Tabrani] [10]
إِنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى الله ُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَعَا بِسِجِلٍّ
مِنْ مَاءِ زَمْزَمَ فَشَرِبَ مِنْهُ وَتَوَضَّأَ) رواه أحمد)
“Dari Usamah, bahwasanya Rasulullah
meminta untuk didatangkan segantang air Zam-Zam, kemudian beliau meminumnya dan
berwudhu dengannya” [HR Ahmad] [11]
كَانَ يَحْمِلُ مَاءَ زَمْزَمَ ( فِيْ الأَدَاوِيْ وَالْقِرَبِ
وَكَانَ يَصُبُّ عَلىَ الْمَرْضَى وَيَسْقِيهِمْ ) ] . ( حديث صحيح)
“Disebutkan dalam Silsilah Shahihah,
adalah Rasululllah membawa air Zam-Zam di dalam kantong-kantong air (yang
terbuat dari kulit). Beliau menuangkan dan membasuhkannya kepada orang yang
sedang sakit”.
إِنَّ جِبْرِيْلَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ حِيْنَ رَكَضَ زَمْزَمَ بِعَقِبِهِ
جَعَلَتْ أُمُّ إِسْمَاعِيلَ تَجْمَعُ الْبَطْحَاءَ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى الله
ُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ : رَحِمَ اللهُ هَاجِراً وَأُمَّ إِسْمَاعِيْلَ لَوْ تَرَكَتْهَا
كاَنَتْ عَيْنًا مَعِيْنًا.
( صحيح )
( صحيح )
Tatkala Jibril memukul Zam-Zam
dengan tumit kakinya, Ummi Ismail segera mengumpulkan luapan air. Nabi berkata,
“Semoga Allah merahmati Hajar dan Ummu Ismail. Andai ia membiarkannya, maka
akan menjadi mata air yang menggenangi (seluruh permukaan tanah).”[12]
وَعَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قاَلَ قَالَ رَسُوْلُ
الله – صَلَّى الله ُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ -: “خَيْرُ مَاءٍ عَلَى وَجْهِ الْأَرْضِ مَاءُ
زَمْزَمَ، فِيْهِ طَعَامُ الطَّعْمِ، وَشِفَاءُ السَّقْمِ”،
“Dari Ibnu ‘Abbas, Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,”Sebaik-baik air yang terdapat di muka
bumi adalah Zam-Zam. Di dalamnya terdapat makanan yang mengenyangkan dan penawar
penyakit.”[13]
Abu Dzar al Ghifari berkata, “Selama
30 hari, aku tidak mempunyai makanan kecuali air Zam-Zam. Aku menjadi gemuk dan
lemak perutku menjadi sirna. Aku tidak mendapatkan dalam hatiku kelemahan
lapar.”[14]
: كُنْتُ أُجَالِسُ ابْنَ عَبَّاسٍ بِمَكَّةَ فَأَخَذَتْنِيْ الحْمُىَ
فَقَالَ أَبْرِدْهَا عَنْكَ بِمَاءِ زَمْزَمَ فإَِنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى الله ُعَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ ( الْحُمَى مِنْ فيَحْ ِجَهَنَّمَ فَأَبْرِدُوهَا بِالْمَاءِ أَوْ
قاَلَ بِمَاءِ زَمْزَمَ ) .
“Dari Hammam, dari Abi Jamrah
ad-Duba`i, ia berkata : “Aku duduk bersama Ibnu ‘Abbas di Mekkah, tatkala demam
menyerangku. Ibnu ‘Abbas mengatakan, dinginkanlah dengan air Zam-Zam, karena
Rasulullah mengatakan, sesungguhnya demam adalah dari panas Neraka Jahannam,
maka dinginkanlah dengan air atau air Zam-Zam” [15]
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا : أَنَّهَا كَانَتْ تَحْمِلُ
مِنْ مَاءِ زَمْزَمَ وَتُخْبِرُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى الله ُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ
كاَنَ يَحْمِلُهُ
Dari ‘Aisyah, ia membawa air
Zam-Zam. Ia mengkabarkan, sesungguhnya dahulu Rasulullah membawanya (sebagai
bekal-Pen.).[16]
Ibnul Qayyim berkata, “Aku dan
selain diriku telah megalami perkara yang ajaib tatkala berobat dengan air
Zam-Zam. Dengan izin Allah, aku telah sembuh dari beberapa penyakit yang
menimpaku. Aku juga menyaksikan seseorang yang telah menjadikan air Zam-Zam
sebagai makanan selama beberapa hari, sekitar setengah bulan atau lebih. Ia
tidak mendapatkan rasa lapar, ia melaksanakan thawaf sebagaimana manusia yang
lain. Ia telah memberitahukan kepadaku bahwa, ia terkadang seperti itu selama
empat puluh hari. Ia juga mempunyai kekuatan untuk berjima’, berpuasa dan
melaksanakan thawaf “.[17]
Beliau rahimahullah berkata,”Ketika
berada di Mekkah, aku mengalami sakit dan tidak ada tabib dan obat (yang dapat
menyembuhkannya). Akupun mengobatinya dengan meminum air Zam-Zam dan membacakan
atasnya berulangkali (dengan al Fatihah), kemudian aku meminumnya. Aku
mendapatkan kesembuhan yang sempurna. Akupun menjadikannya untuk bersandar
ketika mengalami rasa sakit, aku benar-benar banyak mengambil manfaat
darinya.”[18]
Demikian penjelasan singkat tentang
air Zam-Zam. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memberitahukan
kepada kita dan membenarkan khasiat dan keutamaan air yang tak pernah kering
tersebut, meskipun setiap hari diambil oleh banyak manusia. Dengan mengetahui
secara sepintas air Zam-Zam ini, maka hendaknya dapat meningkatkan dan
memperkuat sandaran dan ketergantungan kita kepada Allah. Dia-lah yang Maha
Penguasa mengatur segala yang Ia kehendaki.
Wallahu a’lam.
mpW � k i � kejelasan dengan melihat kejadian yang
diisyaratkan kepadanya. Kemudian iapun bergegas menggalinya.
Orang-orang Quraisy bertanya
kepadanya, “Apa yang engkau kerjakan, hai Abdul Muthalib?
Dia menjawab, “Aku diperintahkan
menggali Zam-Zam,” sampai akhirnya ia beserta anaknya, Harits mendapatkan apa
yang diisyaratkan dalam mimpinya, menggali kembali sumur Zam-Zam yang telah
lama dikubur dengan sengaja oleh suku Jurhum, tatkala mereka terusir dari kota
Mekkah.
0 komentar:
Posting Komentar