Makna “Al Birr”
Al Birr yaitu kebaikan, berdasarkan sabda
Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassallam (artinya) :
“Al Birr adalah baiknya akhlaq”. (Diriwayatkan oleh Muslim dalam
Shahihnya Nomor 1794).
Al Birr merupakan haq kedua orang tua dan
kerabat dekat, lawan dari Al ‘Uquuq yaitu kejelekan dan menyia-nyiakan haq..
Berkata Urwah bin Zubair mudah-mudahan
Allah meridhoi mereka berdua tentang firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala (artinya)
:
“Dan
rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan.” (QS. Al Isra’ : 24)
Berkata Imam Al Qurtubi mudah-mudahan Allah
merahmatinya :
“Termasuk ‘Uquuq (durhaka) kepada orang tua
adalah menyelisihi/ menentang keinginan-keinginan mereka dari (perkara-perkara)
yang mubah, sebagaimana Al Birr (berbakti) kepada keduanya adalah memenuhi apa
yang menjadi keinginan mereka. Oleh karena itu, apabila salah satu atau
keduanya memerintahkan sesuatu, wajib engkau mentaatinya selama hal itu bukan
perkara maksiat, walaupun apa yang mereka perintahkan bukan perkara wajib tapi
mubah pada asalnya, demikian pula apabila apa yang mereka perintahkan adalah
perkara yang mandub (disukai/ disunnahkan).
(Al Jami’ Li Ahkamil Qur’an Jil 6 hal 238).
(Al Jami’ Li Ahkamil Qur’an Jil 6 hal 238).
Hukum Birrul Walidain
Para Ulama’ Islam sepakat bahwa hukum
berbuat baik (berbakti) pada kedua orang tua hukumnya adalah wajib, hanya saja
mereka berselisih tentang ibarat-ibarat (contoh pengamalan) nya.
Berkata Ibnu Hazm, mudah-mudahan Allah
merahmatinya.
“Birul Walidain adalah fardhu (wajib bagi
masing-masing individu). (
Dalil-dalil Shahih dan Sharih (jelas) yang
mereka gunakan banyak sekali, diantaranya:
1. Firman Allah
Subhanahu Wa Ta’ala (artinya) :
“Sembahlah Allah
dan jangan kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah
kepada kedua orang tua Ibu Bapak”.
(An Nisa’ : 36).
(An Nisa’ : 36).
Dalam ayat ini (berbuat baik kepada Ibu
Bapak) merupakan perintah, dan perintah disini menunjukkan kewajiban,
khususnya, karena terletak setelah perintah untuk beribadah dan meng-Esa-kan
(tidak mempersekutukan) Allah, serta tidak didapatinya perubahan (kalimat dalam
ayat tersebut) dari perintah ini. (Al Adaabusy Syar’iyyah 1/434).
2. Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala
(artinya) :
“Dan Rabbmu
telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu
berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya”.
(QS. Al Isra’: 23).
(QS. Al Isra’: 23).
Adapun makna ( qadhoo ) = Berkata Ibnu
Katsir : yakni, mewasiatkan. Berkata Al Qurthubiy : yakni, memerintahkan,
menetapkan dan mewajibkan. Berkata Asy Syaukaniy: “Allah memerintahkan untuk
berbuat baik pada kedua orang tua seiring dengan perintah untuk mentauhidkan
dan beribadah kepada-Nya, ini pemberitahuan tentang betapa besar haq mereka
berdua, sedangkan membantu urusan-urusan (pekerjaan) mereka, maka ini adalah
perkara yang tidak bersembunyi lagi (perintahnya). (Fathul Qodiir 3/218).
3. Firman Allah Subhanahu
Wa Ta’ala (artinya) :
“Dan Kami
perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang Ibu Bapanya, Ibunya
telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya
dalam dua tahun. Maka bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang Ibu
Bapakmu, hanya kepada-Ku-lah kembalimu.” (QS. Luqman : 14).
Berkata Ibnu Abbas mudah-mudahan Allah
meridhoi mereka berdua “Tiga ayat dalam Al Qur’an yang saling berkaitan dimana
tidak diterima salah satu tanpa yang lainnya, kemudian Allah menyebutkan
diantaranya firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala (artinya) :
“Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua
orang Ibu Bapakmu”, Berkata beliau. “Maka, barangsiapa yang bersyukur kepada
Allah akan tetapi dia tidak bersyukur pada kedua Ibu Bapaknya, tidak akan diterima
(rasa syukurnya) dengan sebab itu.”
(Al Kabaair
milik Imam Adz Dzahabi hal 40).
Berkaitan dengan ini, Rasulullah
Shalallahu’Alaihi Wassallam bersabda (artinya) :
“Keridhaan Rabb
(Allah) ada pada keridhaan orang tua dan kemurkaan Rabb (Allah) ada pada
kemurkaan orang tua” (Riwayat
Tirmidzi dalam Jami’nya (1/ 346), Hadits ini Shohih, lihat Silsilah Al Hadits
Ash Shahiihah No. 516).
4. Hadits Al Mughirah bin Syu’bah –
mudah-mudahan Allah meridhainya, dari Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wasallam beliau
bersabda(artinya) :
“Sesungguhnya Allah mengharamkan atas kalian mendurhakai para Ibu, mengubur hidup-hidup anak perempuan, dan tidak mau memberi tetapi meminta-minta (bakhil) dan Allah membenci atas kalian (mengatakan) katanya si fulan begini si fulan berkata begitu (tanpa diteliti terlebih dahulu), banyak bertanya (yang tidak bermanfaat), dan membuang-buang harta”. (Diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Shahihnya No. 1757).
“Sesungguhnya Allah mengharamkan atas kalian mendurhakai para Ibu, mengubur hidup-hidup anak perempuan, dan tidak mau memberi tetapi meminta-minta (bakhil) dan Allah membenci atas kalian (mengatakan) katanya si fulan begini si fulan berkata begitu (tanpa diteliti terlebih dahulu), banyak bertanya (yang tidak bermanfaat), dan membuang-buang harta”. (Diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Shahihnya No. 1757).
Keutamaan Birrul
Walidain
Pertama :
Termasuk Amalan Yang Paling Mulia
Dari Abdullah bin Mas’ud mudah-mudahan
Allah meridhoinya dia berkata : Saya bertanya kepada Rasulullah Shalallahu
‘Alaihi Wasallam: Apakah amalan yang paling dicintai oleh Allah?, Bersabda
Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam: “Sholat tepat pada waktunya”, Saya bertanya : Kemudian apa lagi?,
Bersabada Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam “Berbuat baik kepada kedua orang
tua”. Saya bertanya lagi : Lalu apa lagi?, Maka
Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda : “Berjihad di jalan Allah”.
(Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dalam Shahih keduanya).
(Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dalam Shahih keduanya).
Kedua :
Merupakan Salah Satu Sebab-Sebab Diampuninya Dosa
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman
(artinya) :
“Kami
perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu
bapaknya….”, hingga akhir ayat berikutnya : “Mereka itulah orang-orang yang
kami terima dari mereka amal yang baik yang telah mereka kerjakan dan kami
ampuni kesalahan-kesalahan mereka, bersama penghuni-penghuni surga. Sebagai
janji yang benar yang telah dijanjikan kepada mereka.”
(QS. Al Ahqaf 15-16)
(QS. Al Ahqaf 15-16)
Diriwayatkan oleh ibnu Umar mudah-mudahan
Allah meridhoi keduanya bahwasannya seorang laki-laki datang kepada Rasulullah
Shalallahu ‘Alaihi Wasallam dan berkata : Wahai Rasulullah sesungguhnya telah
menimpa kepadaku dosa yang besar, apakah masih ada pintu taubat bagi saya?,
Maka bersabda Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam : “Apakah Ibumu masih hidup?”, berkata dia : tidak. Bersabda beliau
Shalallahu ‘Alaihi Wasallam : “Kalau bibimu masih ada?”, dia berkata : “Ya” .
Bersabda Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam : “Berbuat baiklah padanya”.
(Diriwayatkan oleh Tirmidzi didalam Jami’nya dan berkata Al ‘Arnauth : Perawi-perawinya tsiqoh. Dishahihkan oleh Ibnu Hibban dan Al Hakim. Lihat Jaami’ul Ushul (1/ 406).
(Diriwayatkan oleh Tirmidzi didalam Jami’nya dan berkata Al ‘Arnauth : Perawi-perawinya tsiqoh. Dishahihkan oleh Ibnu Hibban dan Al Hakim. Lihat Jaami’ul Ushul (1/ 406).
Ketiga :
Termasuk Sebab Masuknya Seseorang Ke Surga :
Dari Abu Hurairah, mudah-mudahan Allah
meridhoinya, dia berkata : Saya mendengar Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi
Wasallam bersabda : “Celakalah
dia, celakalah dia”, Rasulullah
Shalallahu ‘Alaihi Wasallam ditanya : Siapa wahai Rasulullah?, Bersabda
Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam : “Orang yang menjumpai salah satu
atau kedua orang tuanya dalam usia lanjut kemudian dia tidak masuk surga”. (Diriwayatkan
oleh Imam Muslim dalam Shahihnya No. 1758, ringkasan).
Dari Mu’awiyah bin Jaahimah mudah-mudahan
Allah meridhoi mereka berdua, Bahwasannya Jaahimah datang kepada Rasulullah
Shalallahu ‘Alaihi Wasallam kemudian berkata : “Wahai Rasulullah, saya ingin
(berangkat) untuk berperang, dan saya datang (ke sini) untuk minta nasehat pada
anda. Maka Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda : “Apakah kamu masih memiliki Ibu?”. Berkata dia : “Ya”. Bersabda Rasulullah
Shalallahu ‘Alaihi Wasallam : “Tetaplah dengannya karena sesungguhnya surga itu dibawah telapak
kakinya”. (Hadits Hasan diriwayatkan oleh Nasa’i dalam Sunannya dan
Ahmad dalam Musnadnya, Hadits ini Shohih. (Lihat Shahihul Jaami No. 1248)
Keempat :
Merupakan Sebab keridhoan Allah
Sebagaiman hadits yang terdahulu
“Keridhoan Allah
ada pada keridhoan kedua orang tua dan kemurkaan-Nya ada pada kemurkaan kedua
orang tua”.
Kelima :
Merupakan Sebab Bertambahnya Umur
Diantarnya hadits yang diriwayatkan oleh
Anas bin Malik mudah-mudahan Allah meridhoinya, dia berkata, Rasulullah
Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda :
“Barangsiapa
yang suka Allah besarkan rizkinya dan Allah panjangkan umurnya, maka hendaklah
dia menyambung silaturrahim”.
Keenam :
Merupakan Sebab Barokahnya Rizki
Dalilnya, sebagaimana hadits sebelumnya.
Wallahu a’lam
0 komentar:
Posting Komentar