15 Sep 2015

Selalu Lelah? Bisa Jadi Ini Masalahnya

By: rnppsalatiga On: Selasa, September 15, 2015
  • Berbagi
















  • Jamak dijumpai orang yang merasa lelah setelah bekerja seharian. Jumlah tidur yang kurang, rapat maraton di kantor, laporan pekerjaan yang harus diselesaikan pada hari itu, kemacetan yang luar biasa, kesemuanya bisa membuat tubuh terasa lelah. Namun, selain masalah yang dialami sehari-hari itu, ada sejumlah faktor lain  penyebab rasa lelah yang tidak berkesudahan. 

    Alasan yang paling ditemui ketika merasa lelah adalah karena kebiasaan sehari-hari. Mulai dari makanan yang dikonsumsi sehari-hari, kurang tidur, hingga sudah jarang berolah raga. Mengonsumsi makanan manis sebagai contoh, hanya akan membuat anda merasa lelah karena kadar glukosa dalam darah yang berfluktuasi dengan cepat. 

    Lebih baik, jalani diet sehat seimbang. Menurut J. Fred Ralston, Jr., MD, mantan presiden American College of Physicians, "Kebanyakan orang merasa tidak terlalu lelah bila mereka menyantap diet sehat seimbang."

    Jumlah tidur yang belum terpenuhi sebaiknya tidak 'diganggu' dengan konsumsi kafein dan minuman beralkohol sebelum waktu tidur. Dan bila jadwal olah raga Anda kacau balau, sudah saatnya untuk kembali rutin berolah raga. 

    Olah raga tidak membuat Anda menjadi lelah, malah sebaliknya, menambah energi. Penelitian menunjukkan orang yang kembali berolah raga, rasa lelahnya berkurang dibandingkan dengan hanya duduk diam saja. 

    Memang, tidak selalu mudah untuk menetapkan masalah dari rasa lelah atau tubuh yang terasa kekurangan energi. Bila mengatasi faktor yang disebutkan sebelumnya tidak membuat rasa lelah berkurang, ada hal lain yang perlu diwaspadai. 

    Masalah dengan kelenjar tiroid. Jika kelelahan yang dialami lebih cenderung karena lemah atau lesu, bisa jadi kelenjar tiroid Anda yang mengalami masalahnya. Kelenjar tiroid yang terlalu aktif atau tidak aktif akan berpengaruh pada tingkat energi dalam tubuh Anda. 

    Melakukan tes darah akan membantu menunjukkan bila terjadi masalah pada kelenjar tiroid Anda. Jika masalahnya memang ada pada kelenjar tiroid, dokter dapat segera memberikan penanganannya.

    Anemia. "Ini menjadi penyebab paling sering ditemui dari kelelahan dan sangat mudah dicek dengan tes darah sederhana," ujar Sandra Fryhofer, MD, dariEmory University. Anemia bisa diatasi dengan diet kaya besi, mengonsumsi daging serta sayur daun hijau. Konsumsi suplemen dapat diberikan bila mengalami defisiensi besi kronis. 

    Mengalami sleep apnea. Merasa lelah dan sering mengantuk di siang hari, bisa merujuk pada kemungkinan gangguan tidur. Kalau Anda mendengkur, ada baiknya dilakukan tes tidur untuk mengetahui kemungkinan sleep apnea. Sleep apnea adalah henti napas yang terjadi saat tidur. 

    Karena sleep apnea ini dapat mengganggu tubuh bila Anda tidak benar-benar memperhatikannya. Dokter dapat merekomendasikan penggunaan C-PAP agar tidur Anda menjadi lebih nyenyak. C-PAP atau continuous positive airway pressure adalah alat yang digunakan untuk membantu orang dengan sleep apnea obstruktif (OSA) agar bernapas lebih mudah selama tidur. 

    Gangguan jantung. Jika rasa lelah dibarengi dengan sesak napas, perlu waspada dengan kesehatan jantung Anda. Kemungkinannya, bisa karena ada gangguan jantung, seperti kardiomiopati, penyakit yang menyebabkan pertumbuhan berlebih dari otot jantung. 

    Penanganannya bisa dari perubahan diet hingga operasi untuk mengangkat jaringan ataupun menanam alat pacu jantung. 

    Depresi. Rasa lelah yang diikuti dengan kesedihan maupun hilang nafsu makan, ditambah dengan tidak bisa menemukan kesenangan dari hal-hal yang biasanya digemari, Anda memiliki kemungkinan mengalami depresi. 

    Masalah ini jangan dibiarkan. Segera cari bantuan dari dokter atau terapis untuk mengembalian perasaan Anda menjadi lebih baik. 

    Artikel diambil dari Kompas.com
    Gambar diambil dai indahislam.com



    Sehari harus BAB berapa kali? Berikut jawabannya

    By: rnppsalatiga On: Selasa, September 15, 2015
  • Berbagi














  • Banyak ahli sepakat bahwa kebanyakan orang BAB sehari bisa 1-3 kali. Meskipun begitu, yang harus dicermati adalah pola dari BAB itu sendiri.

    Terkadang kita bertanya-tanya tentang berapa kali kita harus buang air besar (BAB) dalam setiap harinya. Apakah BAB dua kali setiap hari itu normal? Atau dua kali sehari itu juga pertanda yang bagus?

    Bagaimana jika lebih dari tiga kali dalam setiap harinya? Berikut adalah beberapa jawaban yang bisa mencerahkan persoalan BAB sebagaimana dikutip oleh brilio.netdari Men’s Health, Selasa (11/8). Ternyata jawabannya tergantung pada pola makan kamu.
    Seorang ahli gastroenterology (pencernaan) asal Tulane University, Jordan Karlitz mengatakan bahwa banyak orang yang melakukan BAB tiga kali dalam seminggu. Akan tetapi banyak ahli sepakat bahwa kebanyakan orang BAB sehari bisa 1-3 kali. Meskipun begitu, yang harus dicermati adalah pola dari BAB itu sendiri. Jika ada perubahan yang mendadak, misalnya BAB lebih dari lima kali padahal biasanya hanya sekali, hal ini yang harus kamu perhatikan.
    Tapi bagaimana jika kamu baik-baik saja tetapi seringkali BAB? Hal ini bisa menjadi faktor makanan yang kamu konsumsi. Bisa jadi kamu terlalu banyak makanan berserat, alhasil pencernaan kamu terlalu lancar dan membuat kamu sering BAB. Selain itu, antibiotik bisa menjadi sumber permasalahan ini. Untuk mengatasinya kamu bisa mengkonsumsi probiotik.
    Jika tidak ada perubahan dengan makanan, bisa jadi kamu mengalami permasalahan dengan perut kamu. Bisa jadi kamu memang terserang virus atau keracunan makanan. Jika kamu mengalami hal ini, sebaiknya kamu segera menghubungi dokter. Biasanya, pola BAB kembali normal setelah dua minggu.

    Artikel diambil dari Brilio net.



    14 Sep 2015

    Jenderal Besar Soedirman

    By: rnppsalatiga On: Senin, September 14, 2015
  • Berbagi
















  • Jenderal Besar Raden Soedirman (EYD: Sudirman; lahir 24 Januari 1916 – meninggal 29 Januari 1950 pada umur 34 tahun[a]) adalah seorang perwira tinggi Indonesia pada masa Revolusi Nasional Indonesia. Menjadi panglima besar Tentara Nasional Indonesia pertama, ia secara luas terus dihormati di Indonesia. Terlahir dari pasangan rakyat biasa di Purbalingga, Hindia Belanda, Soedirman diadopsi oleh pamannya yang seorang priyayi. Setelah keluarganya pindah ke Cilacap pada tahun 1916, Soedirman tumbuh menjadi seorang siswa rajin; ia sangat aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler, termasuk mengikuti program kepanduan yang dijalankan oleh organisasi Islam Muhammadiyah. Saat di sekolah menengah, Soedirman mulai menunjukkan kemampuannya dalam memimpin dan berorganisasi, dan dihormati oleh masyarakat karena ketaatannya pada Islam. Setelah berhenti kuliah keguruan, pada 1936 ia mulai bekerja sebagai seorang guru, dan kemudian menjadi kepala sekolah, di sekolah dasar Muhammadiyah; ia juga aktif dalam kegiatan Muhammadiyah lainnya dan menjadi pemimpin Kelompok Pemuda Muhammadiyah pada tahun 1937. Setelah Jepang menduduki Hindia Belanda pada 1942, Soedirman tetap mengajar. Pada tahun 1944, ia bergabung dengan tentara Pembela Tanah Air (PETA) yang disponsori Jepang, menjabat sebagai komandan batalion di Banyumas. Selama menjabat, Soedirman bersama rekannya sesama prajurit melakukan pemberontakan, namun kemudian diasingkan ke Bogor.

    Setelah Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945, Soedirman melarikan diri dari pusat penahanan, kemudian pergi ke Jakarta untuk bertemu dengan Presiden Soekarno. Ia ditugaskan untuk mengawasi proses penyerahan diri tentara Jepang di Banyumas, yang dilakukannya setelah mendirikan divisi lokal Badan Keamanan Rakyat. Pasukannya lalu dijadikan bagian dari Divisi V pada 20 Oktober oleh panglima sementara Oerip Soemohardjo, dan Soedirman bertanggung jawab atas divisi tersebut. Pada tanggal 12 November 1945, dalam sebuah pemilihan untuk menentukan panglima besar TKR di Yogyakarta, Soedirman terpilih menjadi panglima besar, sedangkan Oerip, yang telah aktif di militer sebelum Soedirman lahir, menjadi kepala staff. Sembari menunggu pengangkatan, Soedirman memerintahkan serangan terhadap pasukan Inggris dan Belanda di Ambarawa. Pertempuran ini dan penarikan diri tentara Inggris menyebabkan semakin kuatnya dukungan rakyat terhadap Soedirman, dan ia akhirnya diangkat sebagai panglima besar pada tanggal 18 Desember. Selama tiga tahun berikutnya, Soedirman menjadi saksi kegagalan negosiasi dengan tentara kolonial Belanda yang ingin kembali menjajah Indonesia, yang pertama adalah Perjanjian Linggarjati –yang turut disusun oleh Soedirman – dan kemudian Perjanjian Renville –yang menyebabkan Indonesia harus mengembalikan wilayah yang diambilnya dalam Agresi Militer I kepada Belanda dan penarikan 35.000 tentara Indonesia. Ia juga menghadapi pemberontakan dari dalam, termasuk upaya kudeta pada 1948. Ia kemudian menyalahkan peristiwa-peristiwa tersebut sebagai penyebab penyakit tuberkulosis-nya; karena infeksi tersebut, paru-paru kanannya dikempeskan pada bulan November 1948.

    Pada tanggal 19 Desember 1948, beberapa hari setelah Soedirman keluar dari rumah sakit, Belanda melancarkan Agresi Militer II untuk menduduki Yogyakarta. Di saat pemimpin-pemimpin politik berlindung di kraton sultan, Soedirman, beserta sekelompok kecil tentara dan dokter pribadinya, melakukan perjalanan ke arah selatan dan memulai perlawanan gerilya selama tujuh bulan. Awalnya mereka diikuti oleh pasukan Belanda, tetapi Soedirman dan pasukannya berhasil kabur dan mendirikan markas sementara di Sobo, di dekat Gunung Lawu. Dari tempat ini, ia mampu mengomandoi kegiatan militer di Pulau Jawa, termasuk Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta, yang dipimpin oleh Letnan Kolonel Soeharto. Ketika Belanda mulai menarik diri, Soedirman dipanggil kembali ke Yogyakarta pada bulan Juli 1949. Meskipun ingin terus melanjutkan perlawanan terhadap pasukan Belanda, ia dilarang oleh Presiden Soekarno. Penyakit TBC yang diidapnya kambuh; ia pensiun dan pindah ke Magelang. Soedirman wafat kurang lebih satu bulan setelah Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia. Ia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Semaki, Yogyakarta.

    Kematian Soedirman menjadi duka bagi seluruh rakyat Indonesia. Bendera setengah tiang dikibarkan dan ribuan orang berkumpul untuk menyaksikan prosesi upacara pemakaman. Soedirman terus dihormati oleh rakyat Indonesia. Perlawanan gerilyanya ditetapkan sebagai sarana pengembangan esprit de corps bagi tentara Indonesia, dan rute gerilya sepanjang 100-kilometre (62 mi) yang ditempuhnya harus diikuti oleh taruna Indonesia sebelum lulus dari Akademi Militer. Soedirman ditampilkan dalam uang kertas rupiah keluaran 1968, dan namanya diabadikan menjadi nama sejumlah jalan, universitas, museum, dan monumen. Pada tanggal 10 Desember 1964, ia ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia.


    Artikel diambil dari Wikipedia