14 Sep 2015

Jenderal Besar Soedirman

By: rnppsalatiga On: Senin, September 14, 2015
  • Berbagi
















  • Jenderal Besar Raden Soedirman (EYD: Sudirman; lahir 24 Januari 1916 – meninggal 29 Januari 1950 pada umur 34 tahun[a]) adalah seorang perwira tinggi Indonesia pada masa Revolusi Nasional Indonesia. Menjadi panglima besar Tentara Nasional Indonesia pertama, ia secara luas terus dihormati di Indonesia. Terlahir dari pasangan rakyat biasa di Purbalingga, Hindia Belanda, Soedirman diadopsi oleh pamannya yang seorang priyayi. Setelah keluarganya pindah ke Cilacap pada tahun 1916, Soedirman tumbuh menjadi seorang siswa rajin; ia sangat aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler, termasuk mengikuti program kepanduan yang dijalankan oleh organisasi Islam Muhammadiyah. Saat di sekolah menengah, Soedirman mulai menunjukkan kemampuannya dalam memimpin dan berorganisasi, dan dihormati oleh masyarakat karena ketaatannya pada Islam. Setelah berhenti kuliah keguruan, pada 1936 ia mulai bekerja sebagai seorang guru, dan kemudian menjadi kepala sekolah, di sekolah dasar Muhammadiyah; ia juga aktif dalam kegiatan Muhammadiyah lainnya dan menjadi pemimpin Kelompok Pemuda Muhammadiyah pada tahun 1937. Setelah Jepang menduduki Hindia Belanda pada 1942, Soedirman tetap mengajar. Pada tahun 1944, ia bergabung dengan tentara Pembela Tanah Air (PETA) yang disponsori Jepang, menjabat sebagai komandan batalion di Banyumas. Selama menjabat, Soedirman bersama rekannya sesama prajurit melakukan pemberontakan, namun kemudian diasingkan ke Bogor.

    Setelah Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945, Soedirman melarikan diri dari pusat penahanan, kemudian pergi ke Jakarta untuk bertemu dengan Presiden Soekarno. Ia ditugaskan untuk mengawasi proses penyerahan diri tentara Jepang di Banyumas, yang dilakukannya setelah mendirikan divisi lokal Badan Keamanan Rakyat. Pasukannya lalu dijadikan bagian dari Divisi V pada 20 Oktober oleh panglima sementara Oerip Soemohardjo, dan Soedirman bertanggung jawab atas divisi tersebut. Pada tanggal 12 November 1945, dalam sebuah pemilihan untuk menentukan panglima besar TKR di Yogyakarta, Soedirman terpilih menjadi panglima besar, sedangkan Oerip, yang telah aktif di militer sebelum Soedirman lahir, menjadi kepala staff. Sembari menunggu pengangkatan, Soedirman memerintahkan serangan terhadap pasukan Inggris dan Belanda di Ambarawa. Pertempuran ini dan penarikan diri tentara Inggris menyebabkan semakin kuatnya dukungan rakyat terhadap Soedirman, dan ia akhirnya diangkat sebagai panglima besar pada tanggal 18 Desember. Selama tiga tahun berikutnya, Soedirman menjadi saksi kegagalan negosiasi dengan tentara kolonial Belanda yang ingin kembali menjajah Indonesia, yang pertama adalah Perjanjian Linggarjati –yang turut disusun oleh Soedirman – dan kemudian Perjanjian Renville –yang menyebabkan Indonesia harus mengembalikan wilayah yang diambilnya dalam Agresi Militer I kepada Belanda dan penarikan 35.000 tentara Indonesia. Ia juga menghadapi pemberontakan dari dalam, termasuk upaya kudeta pada 1948. Ia kemudian menyalahkan peristiwa-peristiwa tersebut sebagai penyebab penyakit tuberkulosis-nya; karena infeksi tersebut, paru-paru kanannya dikempeskan pada bulan November 1948.

    Pada tanggal 19 Desember 1948, beberapa hari setelah Soedirman keluar dari rumah sakit, Belanda melancarkan Agresi Militer II untuk menduduki Yogyakarta. Di saat pemimpin-pemimpin politik berlindung di kraton sultan, Soedirman, beserta sekelompok kecil tentara dan dokter pribadinya, melakukan perjalanan ke arah selatan dan memulai perlawanan gerilya selama tujuh bulan. Awalnya mereka diikuti oleh pasukan Belanda, tetapi Soedirman dan pasukannya berhasil kabur dan mendirikan markas sementara di Sobo, di dekat Gunung Lawu. Dari tempat ini, ia mampu mengomandoi kegiatan militer di Pulau Jawa, termasuk Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta, yang dipimpin oleh Letnan Kolonel Soeharto. Ketika Belanda mulai menarik diri, Soedirman dipanggil kembali ke Yogyakarta pada bulan Juli 1949. Meskipun ingin terus melanjutkan perlawanan terhadap pasukan Belanda, ia dilarang oleh Presiden Soekarno. Penyakit TBC yang diidapnya kambuh; ia pensiun dan pindah ke Magelang. Soedirman wafat kurang lebih satu bulan setelah Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia. Ia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Semaki, Yogyakarta.

    Kematian Soedirman menjadi duka bagi seluruh rakyat Indonesia. Bendera setengah tiang dikibarkan dan ribuan orang berkumpul untuk menyaksikan prosesi upacara pemakaman. Soedirman terus dihormati oleh rakyat Indonesia. Perlawanan gerilyanya ditetapkan sebagai sarana pengembangan esprit de corps bagi tentara Indonesia, dan rute gerilya sepanjang 100-kilometre (62 mi) yang ditempuhnya harus diikuti oleh taruna Indonesia sebelum lulus dari Akademi Militer. Soedirman ditampilkan dalam uang kertas rupiah keluaran 1968, dan namanya diabadikan menjadi nama sejumlah jalan, universitas, museum, dan monumen. Pada tanggal 10 Desember 1964, ia ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia.


    Artikel diambil dari Wikipedia

    Manfaat Daun Pepaya sebagai Obat Tradisional

    By: rnppsalatiga On: Senin, September 14, 2015
  • Berbagi


















  • Pepaya merupakan tanaman yang berasal dari benua Amerika tepatnya Meksiko. Pepaya yang memiliki nama latin Carica papaya ini masuk dalam keluarga Caricaceae. Selain dimakan begitu saja sebagai buah masak, pepaya yang masih muda biasa dimasak sebagai tumis.

    Begitu juga dengan daun pepaya, sering dijadikan sebagai lalapan teman makan sambal. Namun, manfaat daun pepaya bukan hanya sebatas lalapan teman makan nasi. Sejak zaman dahulu kala daun pepaya sudah dijadikan sebagai obat tradisional yang mampu mengatasi berbagai penyakit. Beberapa penyakit yang bisa diobati dengan ramuan daun pepaya antara lain cacingan, malnutrisi pada bayi, demam berdarah, dan nyeri haid. Bahkan menurut penelitian terbaru daun pepaya juga mampu menghambat pertumbuhan sel kanker.

    Selain daunnya, akar dan getah pohon pepaya juga kerap dijadikan obat. Bahkan biji buah pepaya bisa juga dijadikan obat untuk mengatasi cacingan. Sementara bunganya sering dimasak sebagai tumis.

    ► Kandungan Nutrisi Daun Pepaya ◄

    Daun pepaya mengandung berbagai macam zat, antara lain Vitamin A 18250 SI, Vitamin B1 0,15 mg, Vitamin C 140 mg, Kalori 79 kal, Protein 8,0 gram, Lemak 2 gram, Hidrat Arang 11,9 gram, Kalsium 353 mg , Fosfor 63 mg, Besi 0,8 mg, Air 75,4 gram. Kandungan carposide pada daun pepaya berkhasiat sebagai obat cacing.

    Disamping pada daunnya, akar dan getah pepaya juga mengandung zat papayotin, karpain, kautsyuk, karposit dan vitamin.

    Manfaat Daun Pepaya untuk Kesehatan

    ► Mengobati Demam Berdarah

    Demam berdarah bisa diatasi dengan menggunakan daun pepaya. Caranya ambil 5 lembar daun pepaya atau secukupnya saja kemudian direbus dengan 3 gelas air hingga tersisa 1 gelas saja. Air rebusa daun pepaya tersebut diminum sekaligus. Sebaiknya jangan berlebihan dalam mengkomsumsi daun pepaya ini kecuali jika sudah dalam tahap mengkhawatirkan.

    ► Meningkatkan Nafsu Makan

    Untuk meningkatkan nafsu makan, siapkan daun pepaya segar seukuran telapak tangan, sedikit garam, dan air hangat setengah cangkir. Semua bahan dicampur, ditumbuk atau diblender, kemudian disaring untuk diambil airnya kemudian diminum. Ramuan ini aman, bahkan untuk anak-anak sekalipun.

    ► Mengobati Nyeri Haid

    Campuran daun pepaya dan asam jawa, cukup efektif dalam mengatasi rasa nyeri akibat dtang bulan. Caranya, sediakan 1 lembar daun pepaya, asam jawa, garam secukupnya dan air dicampurkan dan direbus hingga matang. Untuk khasiat yang lebih baik sebaiknya diminum selagi hangat.

    ► Melancarkan Pencernaan

    Kandungan dalam daun pepaya yang dinamakan karpain sangat baik untuk saluran pencernaan kita karna karpainlah yang membantu membunuh micro organisme yang mengganggu dalam pencernaan kita. Caranya dengan mengkonsumsi daun pepaya sebagai teman makan nasi atau lalapan.

    ► Masker Anti Jerawat

    Selain bermanfaat bagi kesehatan, daun pepaya juga berkhasiat untuk kecantikan terutama dalam menghilangkan jerawat. Cara menggunakannya daun pepaya harus di keringkan terlebih dahulu, kemudian dilumatkan dan dicampur dengan air baru kemudian diusapkan ke wajah seperti halnya dengan masker pada umumnya.

    ► Senyawa Antikanker

    Dari beberapa penelitian dijelaskan, batang dan daun pepaya mengandung banyak getah putih seperti susu (white milky latex), yang berpeluang dikembangkan sebagai antikanker, sebagaimana dikutip dari Journal Society of Biology. Getah ini otomatis didapatkan saat kita mengonsumsi daun pepaya, dimasak dengan cara apa pun.

    ► Mengobati Sakit Perut Balita

    Bagi para ibu yang memiliki balita sakit perut kembung, bisa diobati dengan menggunakan ramuan daun pepaya. Caranya sediakan 2 lembar daun pepaya, 3 tangkai daun dadap serep, kapur sirih secukupnya. Semua bahan tersebut ditumbuk bersama sampai halus. Gunakan sebagai bedak dan dioleskan pada perut balita yang sakit.

    ► Kekurangan Nutrisi pada Balita

    Daun pepaya kaya dengan vitamin dan mineral. Jika balita anda mengalami kekurangan nutrisi gunakan daun pepaya untuk mengatasinya. Siapkan 1 lembar daun pepaya, cuci bersih kemudian direbus dengan 1,5 gelas air sampai mendidih, saring untuk diambil airnya. Lalu diminumkan pada balita dua sendok makan setiap hari.

    ► Manfaat lainnya

    Selain beberapa manfaat diatas, daun pepaya juga bisa digunakan untuk melunakkan daging. Jika Anda ingin memasak daging, agar empuk rebus daging bersama dengan daun pepaya. Tapi jangan terlalu banyak karena rasanya akan menjadi pahit

    Best Herbal



    25 Apr 2015

    Berubah

    By: rnppsalatiga On: Sabtu, April 25, 2015
  • Berbagi






  • Seseorang yang senantiasa bersama kita tidak akan pernah sama dengan kita, dan jangan pernah mengharapkan akan sama dengan kita. 

    Ibarat sebuah warna ada hitam ada putih.

    Perbedaan inilah yang sesungguhnya membuat seluruhnya menjadi berjalan sebagaimana mestinya.

    Berkeinginan menjadikan seseorang untuk menjadi lebih baik adalah suatu perbuatan mulia.

    Akan tetapi setiap masing-masing pribadi mempunyai karakter istimewa yang berbeda-beda satu dengan lainnya.

    Apapun bentuk tutur kata dan ekspesi yang diberikan akan diterima juga diaplikasikan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.

    Hal ini dilatarbelakangi dengan faktor kesejahteraan, pendidikan, usia, lingkungan, dan cara bersosialisasi.

    Jadi, jangan pernah cepat-cepat memberikan vonis dengan kata sulit dan tidak bisa ketika apa yang diharapkan belum terlaksana.

    Untuk itu harus ada rasa memiliki dan memberikan keyakinan bahwa akan ada perubahan yang bisa dilakukan.

    Tapi, harus diingat semua membutuhkan waktu dan proses yang akan berjalan secara alami.

    Hal yang penting adalah jangan pernah lupa untuk meminta dengan cara berdoa agar semua yang dan akan dilakukan mendapat kemudahan, serta untuk sebuah kebaikan..

    Kebaikan yang berdampak kepada diri sendiri, keluarga, masyarakat