Kejadian yang sempat menampar muka para pejabat AL Belanda di Bali tersebut terjadi karena meremehkan kekuatan pejuang Indonesia.

Hari itu, 4 April 1946, ekspedisi ke Bali
diberangkatkan dari Pangkalan X ALRI Banyuwangi dalam tiga rombongan
dengan daerah pendaratan berbeda. Salah satu rombongan yang rencananya
akan mendarat di Pantai Candi Kesuma, Bali bagian selatan, adalah
rombongan pasukan ALRI Soenda Ketjil pimpinan Markadi Peodjirahardjo. Rombongan ini terdiri atas empat perahu layar berbobot enam ton.
Dalam perjalanan, nasib apes menimpa rombongan ini. Kapal tidak dapat
bergerak karena angin berhenti bertiup. Padahal pantai tujuan telah
dekat. Situasi meniadi kritis ketika dari arah Cupel mendadak muncul dua
LCM (Landing Craft Mechanized) Belanda yang tengah berpatroli.
Belanda awalnya tidak mengetahui bahwa kapal-kapal tersebut memuat
pasukan ALRI yang bersenjata lengkap. Namun, ketika mendekat, tatkala
ingin menanyakan tujuan kapal-kapal layar yang dikiranya milik nelayan,
mereka mengetahui siapa penumpang sebenarnya.
Secata otomatis, mitraliur berat jenis Browning kaliber 12,7
mm dari LCM Belanda memuntahkan peluru ke arah kapal-kapal ALRI. Namun
karena terlalu dekat dan posisi mitraliur lebih tinggi dari kapal ALRI,
hanya bagian atas kapal saja yang terkena, begitu juga dua anggota ALRI
gugur.
Merasa tak maksimal, LCM Belanda berusaha menabrak kapal-kapal ALRI
itu. Akan tetapi, upaya ini telah diperhitungkan lawannya, Secara
serempak beberapa anggota rombongan ALRI melemparkan granat dan
menembakan senjata ke arah dua LCM Belanda. Satu LCM kontan meledak, terbakar, dan tenggelam, menewaskan keempat
awaknya, Satunya lagi berhasil melarikan diri dalam keadaan terbakar.
Menurut laporan AL Belanda, LCM tersebut dikabarkan tenggelam dalam
perjalanan menuju pangkalan, awaknya selamat.
Ekspedisi ALRI sendiri akhirnya berhasil mendaratkan pasukan Soenda Ketjil
di Bali. Kejadian yang sempat menampar muka para pejabat AL Belanda di
Bali tersebut terjadi karena meremehkan kekuatan pejuang Indonesia.
Sehingga mendorong Belanda untuk meningkatkan patroli pantai di seluruh
Bali.
*Artikel ini bagian dari edisi khusus Pertempuran Laut majalah Angkasa.
(Sumber: majalahangkasa.co.id)