8 Sep 2012

Nasihat Imam Asy-Syafi'iy kepada muridnya

By: rnppsalatiga On: Sabtu, September 08, 2012
  • Berbagi

  • Imam Al-Muzany bercerita:
    “Aku menemui Imam Asy-Syafi’iy menjelang beliau wafat, lalu kubertanya, “Bagaimana keadaanmu pada pagi ini, wahai Ustadzku?”
    Beliau menjawab, “Pagi ini aku akan melakukan perjalanan meninggalkan dunia, akan berpisah dengan kawan-kawanku, akan meneguk gelas kematian, akan menghadap kepada Allah dan akan menjumpai kejelekan amalanku. Aku tidak tahu: apakah diriku berjalan ke surga sehingga aku memberinya ucapan kegembiraan, atau berjalan ke neraka sehingga aku menghibur kesedihannya.”
    Aku berkata, “Nasihatilah aku.”
    Asy-Syafi’iy berpesan kepadaku, “Bertakwalah kepada Allah, permisalkanlah akhirat dalam hatimu, jadikanlah kematian antara kedua matamu, dan janganlah lupa bahwa engkau akan berdiri di hadapan Allah. Takutlah terhadap Allah ‘Azza wa Jalla, jauhilah segalah hal yang Dia haramkan, laksanakanlah segala perkara yang Dia wajibkan, dan hendaknya engkau bersama Allah di manapun engkau berada. Janganlah sekali-kali engkau menganggap kecil nikmat Allah kepadamu -walaupun nikmat itu sedikit- dan balaslah dengan bersyukur. Jadikanlah diammu sebagai tafakkur, pembicaraanmu sebagai dzikir, dan pandanganmu sebagai pelajaran. Maafkanlahorang yang menzhalimimu, sambunglah (silaturrahmi dari)orang yang memutus silaturahmi terhadapmu, berbuat baiklah kepada siapapun yang berbuat jelek kepadamu, bersabarlah terhadap segala musibah, dan berlindunglah kepada Allah dari api neraka dengan ketakwaan.”
    Aku berkata, “Tambahlah (nasihatmu) kepadaku.”
    Beliau melanjutkan, “Hendaknya kejujuran adalah lisanmu, menepati janji adalah tiang tonggakmu, rahmat adalah buahmu, kesyukuran sebagai thaharahmu, kebenaran sebagai perniagaanmu, kasih sayang adalah perhiasanmu, kecerdikan adalah daya tangkapmu, ketaatan sebagai mata percaharianmu, ridha sebagai amanahmu, pemahaman adalah penglihatanmu, rasa harapan adalah kesabaranmu, rasa takut sebagai pakaianmu, shadaqah sebagai pelindungmu, dan zakat sebagai bentengmu. Jadikanlah rasa malu sebagai pemimpinmu, sifat tenang sebagai menterimu, tawakkal sebagai baju tamengmu, dunia sebagai penjaramu, dan kefakiran sebagai pembaringanmu. Jadikanlah kebenaran sebagai pemandumu, haji dan jihad sebagai tujuanmu, Al-Qur`an sebagai juru bicaramu dengan kejelasan, serta jadikanlah Allah sebagai Penyejukmu. Barangsiapa yang bersifat seperti ini, surga adalah tempat tinggalnya.”
    Kemudian, Asy-Syafi’iy mengangkat pandangannya ke arah langit seraya menghadirkan susunan ta’bir. Lalu beliau bersya’ir,
    Kepada-Mu -wahai Ilah segenap makhluk, wahai Pemilik anugerah dan kebaikan-
    kuangkat harapanku, walaupun aku ini seorang yang bergelimang dosa
    Tatkala hati telah membatu dan sempit segala jalanku
    kujadikan harapan pengampunan-Mu sebagai tangga bagiku
    Kurasa dosaku teramatlah besar, tetapi tatkala dosa-dosa itu
    kubandingkan dengan maaf-Mu -wahai Rabb-ku-, ternyata maaf-Mu lebihlah besar
    Terus menerus Engkau Maha Pemaaf dosa, dan terus menerus
    Engkau memberi derma dan maaf sebagai nikmat dan pemuliaan
    Andaikata bukan karena-Mu, tidak seorang pun ahli ibadah yang tersesat oleh Iblis
    bagaimana tidak, sedang dia pernah menyesatkan kesayangan-Mu,Adam
    Kalaulah Engkau memaafkan aku, Engkau telah memaafkan
    seorang yang congkak, zhalim lagi sewenang-wenang yang masih terus berbuat dosa
    Andaikata Engkau menyiksaku, tidaklah aku berputus asa,
    walaupun diriku telah engkau masukkan ke dalam Jahannam lantaran dosaku
    Dosaku sangatlah besar, dahulu dan sekarang,
    namun maaf-Mu -wahai Maha Pemaaf- lebih tinggi dan lebih besar
    [Tarikh Ibnu Asakir Juz 51 hal. 430-431]
    Sumber: http://dzulqarnain.net

    Jangan Kabarkan Kepada Mereka

    By: rnppsalatiga On: Sabtu, September 08, 2012
  • Berbagi

  • Untaian perkataan Ibnul Jauzi rahimahullah yang menggetarkan hati para dai, beliau berkata :
    ((Sungguh suatu hari aku di majelisku maka aku melihat di sekitarku lebih dari 10 ribu hadirin, tidak seorangpun dari mereka kecuali trenyuh/luluh hatinya atau meneteskan air mata (karena nasehat dan ceramahku).
    Akupun berkata pada jiwaku : Bagaimana nasibmu jika mereka seluruhnya selamat (di akhirat) sedangkan engku celaka??.
    Maka akupun berucap dengan lisan perasaanku : Wahai Tuhanku…, wahai Tuhanku…jika kelak Engkau menetapkan untuk mengadzabku maka janganlah Engkau mengabarkan kepada mereka tentang tersiksanya aku… demi untuk menjaga kemuliaanMu bukan demi aku, agar mereka tidak berkata : Allah yang telah ditunjukan/diserukan oleh Ibnul Jauzi telah mengadzab Ibnul Jauzi))
    Shoidul Khootir hal 78

    Mutiara dari Ibnu Hazm

    By: rnppsalatiga On: Sabtu, September 08, 2012
  • Berbagi


  • Jika Anda menghadiri majelis ilmu, maka janganlah hadir kecuali kehadiranmu itu untuk menambah ilmu dan memperoleh pahala, dan bukannya kehadiranmu itu dengan merasa cukup akan ilmu yang ada padamu, mencari-cari kesalahan dari pengajar untuk menjelekkannya. Karena ini adalah perilaku orang-orang yang tercela, yang mana orang-orang tersebut tidak akan mendapatkan kesuksesan dalam ilmu selamanya.